Kamis, November 13, 2008

Struktur Sel

Oleh Eli Sukri Gozali, S.Pd.
Guru IPA MTs Al-Hidayah Cibentang
mail: d2h_kng@telkom.net

STRUKTUR SEL
Sitoplasma, protoplasma di luar nukleus mangandung banayak struktur kecil yang komplek, yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, fungsi dari banyak strukgtur ini masih kurang dimengerti.

Membran sel adalah lapisan molekular dari melekul-melekul protein (N) dengan susunan lapisan ganda fosfolipid (o) membentuk tambalan. Fosfolipid mempunyai ujung yang larut dalam air (o) dan ujung yang larut dalam lemak (I) dan ini tersusun sehingga satu-satunya molekul besar yang dapat memasuki sel secara langsung adalah molekul-molekul yang larut dalam lemak

Retikulum endoplasmik adalah membran yang
tersusun dalam lapisan ganda seperti kantung
kosong yang diratakan. Ini di temukan seluruh sel,
membelahnya menjadi area-are afungsional.



Aparatus golgi adalah susunan membran yang
berlapis-lapis dekat dengan nukleus. Aparatus golgi
tampaknya penting untuk sekresi.

Sentroson, sepasang silindris nyang bersilang,
merupakan bagian penting untuk pembelahan sel.

Ribosom merupakan tempat pembentukan semua
protein. Ribosom sebagian besar terbentuk atas
asam ribonukleat (RNA). Ribosom terletak bebas
atau pada retikulum endoplasma

Lisosom adalah paket penting dari enzim-enzim
yang dapat “menelan” droplet zat tertentu di dalam sel.

Sekretori atau droplet peyimpan, seringkali
berada dalam membran (vestikel), terlihart di dalam
sitoplasma. Benda ini terbentuk atas lipid,
karbohidrat atau protein.

Mitokondria adalah tube berlapis ganda dengan
sekat internalnya terdapat pada paket susunan dari
enzim. Enzim ini mampu untuk mengubah bahan
makanan menjadi senyawa yang kaya akan energi.
Mitokondria merupakan “rumah kekuatan” dari sel.

Membran nukleus adalah selaput berlapis ganda di
sekitar nukleus. Membran nukleus benar-benar
merupakan perpanjangan retikulum endoplasma
dengan pori-pori kecil di dalamnya.

Materi nukleus sederhana dalam keseluruhan
struktur. Nukleus mengandung sedikit molekul DNA
panjang yang terpadu secara acak menyrupai
seberkas jala-jala. Di dalamnya sering terlihat badan yang terbentuk atas RNA, yaitu nukleoulus.

CAIRAN EKSTRASEL – LINGKUNGAN INTERNA
Kira-kira 56 persen tubuh manusia dewasa adalah cairan, walaupun sebagian besar cairan di dalam sel dan dinamakan cairan intrasel. Namun sekitar sepertiga terletak dalam ruangan di luar sel dan dinamakan cairan ekstrasel. Cairan ekstrasel bergerak secara tidak tetap di seluruh tubuh. Ia cepat tercampur oleh sirkulasi darah dan oleh difusi antara darah dan cairan jaringan serta dalam cairan ekstrasel terdapat ion dan zat gizi yang diperlukan oleh sel untuk pemeliharaan fungsi sel. Oleh karena itu, semua kehidupan sel pada hakekatnya mempunyai lingkungan yang sama, cairan ekstrasel, dan karena alasan ini cairan ekstrasel sering dianamakan lingkungan interna tubuh, atau milieu interiuer, suatu istilah yang diperkenalkan ratusan tahun yang lalu oleh ahli fisiologo Prancis terbesar abad ke 19, Claude Bernard.
Sel tubuh mampu untuk hidup, tumbuh dan melakukan fungsi-fungsi khususnya selama tersedia konsentrasi oksigen, glukosa, berbagai ion, asam amino, dan asam lemak yang sesuai dalam lingkungan interna ini.
Perbedaan Antara Cairan Ekstrasel dan Intrasel. Cairan ekstrasel mengandung ion natrium, klorida, dan bikarbonat dalam jumlah besar, serta zat gizi untuk sel, seperti oksigen, glukosa, asam lemak, asam amino. Cairan ekstrasel juga mengandung karbondioksida yang ditranspor dari sel ke paru-paru untuk diekskresikan, dan produk sel yang lain ditranspor ke ginjal untuk diekskresikan.
Cairan intrasel berbeda bermakna dengan cairan ekstrasel; khususnya cairan intrasel mengandung ion kalium, magnesium, dan fosfat dalam jumlah besar sebagai ganti ion natrium dan klorida yang ditemukan dalam cairan ekstrasel. Mekanisme khusus untuk transpor ion-ion melalui membran sel mempertahankan perbedaan ini. Mekanisme-makanisme ini akan dibicarakan secara mendalam.


MEKANISME “HOMEOSTATIK” DARI SISTEM FUNGSIONAL UTAMA

HOMEOSTASIS
Istilah homeostasis digunakan oleh ahli fisiologi untuk menyatakan memperlihatkan keadaan statik atau konstan dalam lingkungan interna. Pada hakekatnya semua organ dan jaringan tubuh melakukan fungsi yang membantu mempertahankan keadaan konstan tersebut. Misalnya paru-paru menyediakan oksigen ke cairan ekstrasel untuk mengganti secara kontinu oksigen yang dugunakan sel, ginjal mempertahankan konsentrasi ion yang konstan, dan usus yang menyediakan zat gizi. Sebagian besar buku ini berhubungan dengan cara masing-masing organ atau jaringan mengadakan homeostasis. Untuk mengawali pembicaraan ini, bebagai sistem fungsional tubuh dan mekanisme homeostatiknya. Kemudian akan dibicarakan teori dasar sistem pengendalian yang menyebabkan sistem fungsional bekerja secara harmonis satu sama lainnya.

SISTEM TRANSPOR CAIR EKSTRASEL
Cairan ekstrasel ditranspor keseluruh bagian tubuh dalam dua tingkat. Tingkat pertama melakukan pergerakan darah mengitari sistem sirkulasi, dan tingkat kedua, pergerakan cairan antara kapiler darah dan sel. Sirkulasi darah secara keseluruhan, yang menunjukan bahwa jantung sebenarnya adalah dua pompa terpisah , satu diantaranya mengalirkan darah ke paru-paru lainnya ke sirkulasi sistemik. Semua darah dalam sirkulasi rata-rata satu kali setiap menit, sewaktu istirahat, dan sebanyak enam kali setiap menit, bila orang sangat aktif.
Waktu darah berjalan melalui sirkulasi, terjadi pertukaran yang terus-menerus atara bagian plasma darah dan cairan interstitial dalam ruang sekitar kapiler. Proses kapiler berpori-pori sehingga banyak cairan dan unsur dilakukannya dapar berdifudi bolak-balik antara darah dan ruangan jaringan seperti dilukiskan oleh panah-panah. Proses difusi ini disebabkan oleh gerak kinetik molekul-molekul dalam plasma dan cairan interfisial, yaitu, cairan dan molekul-molekul yang teratur secara terus-menerus bergerak dan melambung ke segala arah, melalui pori-pori, melalui ruang jaringan, dan sebagiannya. Hampir tidak ada sel yang terletak lebih dari 25 sampai 50 mikro dari kapiler, yang memastikan difusi hampir setiap zat dari kapiler ke sel dalam beberapa detik. Jadi cairan ekstrasel di seluruh tubuh, yang dalam plasma dan yang dalam ruangan interstisial, secara terus menerus bercampur dan karena itu mempertahankan homogenitas hampir sempurna.

ASAL ZAT GIZI DALAM CAIRAN EKSTRASEL
Sistem reparasi menunjukkan bahwa setiap kali darah melewati tubuh, ia juga melalui paru-paru. Darah mengambil oksigen dalam alveoli, untuk memenuhi kebutuhan oksigen sel. Membran antara alveoli dan lumen kapiler paru hanya setebal 0,4 sampai 2 mikron, dan oksigen berdifusi malalu membran ini kedalam darah dengan cara yang sama seperti difusi air, zat gizi dan ekskreta melalui kapiler jaringan.
Saluran pencernaan menunjukan bahwa sebagian besar darah yang dipompa oleh jantung melalui diding organ saluran pencernaan. Disini berbagai zag gizi yang larut, termasuk karbohidrat, asam lemak, asam amino, dan lain-lain, diabsorpsi kedalam cairan ekstrasel.
Hati dan organ lain yang terutama melakukan fungsi metabolisme. Tidak semua zat yang diabsorpsi melalui saluran pencernaan dapat digunakan oleh sel dalam bentuk seperti yang diabsorpsi. Hati mengubah susunan kimia banyak zat ini menjadi bentuk yang lebih dapat digunakan, dan jaringan tubuh lain sel-sel lemak, mukosa usus, ginjal dan kelenjar endokrin – membantu mengubah zat-zat yang diabsorpsi atau menyimpannya sampai mereka diperlukan di kemudian hari.
Sistem Mukusloskelet. Kadang-kadang timbul pertanyaan : bagaimana sistem mukuloskelat berperanan dalam fungsi hemeostatik tubuh? Jawaban pertanyaan ini sebenarnya sederhana : bila tidak ada sistem ini, tubuh tidak dapat bergerak ke tempat yang tepat pada saat yang tepat untuk memperoleh makanan yang diperlukan untuk nutrisi. Sistem muskuloskelet,tanpa sistem muskuloskelet juga memberi pergerakan untuk melindungi tubuh terhadap lingkungan yang membahayakan,tanpa sistem muskuloskelet ,seluruh tubuh dan semua mekanisme homeostatik akan rusak seketika itu.

PEMBELAHAN SEL MIOSIS
Jumlah kromosom semua sel somatic adalah diploid berjumlah 46(23 pasang homolog).Tetapi, sel kelamin atau gamet mempunyai jumlah haploid (satu set kromosom yang terkandung dalam gamet berjumlah 23)yang hanya mengandung satu belahan dari masing-masing pasangan kromosom.
Ada dua proses peristiwa pembelahan sel,yaitu a)pembelahan utama hanya satu kromosom dari setiap pasangan pergi ke masing-masing sel anak membagi dua jumlah kromosom menjadi 23 kromosmm salng mendekati dan berpasangan, masing-masing pasangan berasal dairi ayah dan ibu; b)pembelahan kedua kromatik pada masing-masing kromosom dipisahkan dan akhirnya diperoleh 4 inti masing-masing dengan jumlah kromosom haploid (satu set kromosom yang terkandung dalm gamet).Jika gamet priea dan wanitabersatu, jumlah dipoid diperleh kembali.Pada miosis sel benih pria sitokinase (pembelahn sitoplasma) menghasilkan sioplasmam yang rata, pada kemp0at sel(2 sel mengandung 22 kromosom + X dan dua sel lainnya mengandung 22 +Y). Pada wanita semua mengandung 22 +Y. Variasi genetic dapat terjadi miosis dengan tertukarnya segmen-segmen kromosom homolog selama pembelahan reduksi.
Diferensiasi Sel
Perubahan sifat fisik dan fungsi sel sewatu sel berploriferasi dari embrio untuk membentuk struktur tubuh yang berbeda-beda.komposisi getik dari nucleus mengalami perubahan selama generasi sel berikutnya ,dengan cara sedemikian rupa sehingga satu sel anak mewarisebuah perangkat gen yang berbeda dari se lank yang lain.
Difernsiasi tidak dihasilkan dari hilnganya gen, tetapi dari penekanan secara selektaif operon genetic yanga berbeda yang menagahasilkan protein regulator menekan sekelompok gen terseleksi. Sebagian besar perkembangan embrio merupakan hasil dari induksi satu baagian tubuh mempenganruhi bagian tubuh yang lain.

JARINGAN DASAR TUBUH
Istilh umum yang sering dipakai yaitu histology (histo=jaringan ,logos=ilmu), ilmu yang mempelajari jaringan tubuh. Tubuh manusia terdiri atas jutaan sel. Jaringan adalah kumpulan sel-sel dengan sifat struktur yang sama mempunyai fungasi tertentu sel-sel yang tersusun pada jaringan tubuh, satu samalainnyan melekat dan terikat menjadi satu sehingga sel tida bergerak sama sekali. Kecuali ada dua macam sel satu sama lainnya tidak melekat melainkan masing-masingi terlepas, misalnya sel darah dalam cairan darah dan sel kelamin (sel spermatozoa dan sel ovum).
Jarainan dikelompokan menjadi empat macam, yaitu 1) jaringan penutup, yang dibagi lagi menjadi jaringan epitel dan jaringan endotel; 2)jaringan penunjanga, yang terbagi lagi menjadi jaraingan ikat,jaringan rawan,jaringan taulanhg, dan jaringan cairan A(jaringan ikat khusus): 3) jaringan otot; dan 4) jaringan saraf.

Jaringan Penutup
Jaringan penutaup adalah jaringan yang menutaupi tubuh bagian luar dan bagian dalam, terdiri dari jaringan epitel dan jaringan endotel. Jaringan epitel adalah jaringan yang menutupi tubuh pada bagian luar dan bagian dalamyang berhubungan dengan udara. Jaringan epitel tersusun oleh sel-sel berisi dan bersudut banyak (polygonal) yang berhimpitan padat dengan sedikit substansi (zata) interseluler, di antaranya berupa membrane dan kelenjar yang di bentuk oleh lembaran sel, meliputi permukaan luar dan permukaan dalam yang dikelilingi oleh lamina basal yang memisahkan epiteldengan jaringan ikat dibawhnya. Di bawah lamina basalis sering terdap lapisan jaringan ikat yang banyak mengandung seat kolagen atau retikolsid yang tersusun rapat. Jenis hubungan alin seringa dijumpai pada sel-sel spermatogonik yang sedang bermiosis (berkontraksi) dalam testis.
Berikut ini adalah gambaran umum jaringan epitel. Sel epitel pembatasan permukaan membatasi dan melindungi hamper semua permukaan bebas pada tubuh manusia, kecuali rongga sendi dan permukaan anterior iris, dimana terdapat bagian jaringan ikat tanpa dilapisi epitel.Permukaan luar tubuh dibungkus oleh oermukaan epidermis kulit, folikel rambut,dan kelenjar kulit mempunyai komponen epitel.Sistem kardiovaskuler dibatasi oleh epitel yang disebut endotilium. Sel epitil mempunyai perlekatan yang erat satu sama lain, perlekatan ini memegang sel-sel epitel menjadi satu dengan jaringan dasar yang mempunyai struktur penutup dan melekat yang menghubungkan sel-sel epitel secara erat.
Sel epitel mempunyai kekhususan pada permukaan sel nya sesuai dengan perannya.Mkrovilli adalah tonjolan sel yang berdiameter 0,08 um, panjang um, banyak terdapat pada sel satu(tunggal, terdiri dari mikrofilamen yang berguna mengabsorpsi zat dan perluasan permukaan sel. Cilia, tonjolan sel berdiameter 0,2 um dan panjang 8 um banyak terdapat pada sel tunggal. Setiap silium melekat kebadan dasar untuk pergerakan trnspor zat. Stereocillia, semacam mikrovili yang besar dan panjang, terdapat satu pada tiap sel yang melapisi rongga saluran alat kemih untuk mengabsorpsi zat dan pemperluas permukaan sel.Flagella, tonjolan sel berdiameter 0,6um,panjang 30 um hanya memiliki satu sel terdapat pada sel spermatogonik yang sudah seleai bermiosis (berkontraksi) juga sedikit pada lapisan terdalam saluran kelamin pria.

Jaringan Epitel
Jaringan epitel terdap dalam beberapa ipe, yaitu jaringan berselaput (membrane), epitel berlapis banyak, dan epitel kelenjar.
Jaringan berselaput (membran)
Semua epitel berlapis lebih kuat menahan trauma, banyak terdapan pada tempat gesekan dan goresan.Karena ketebalannya, membrane ini tidak mengalami kerusakan jaringan.
Epitel selapis gepeng (squamosa), terdiri dari sel yang sangat gepeng, tipis dan tepinya tidak teratur, saling berhimpitan membentuk suatu lembaran yang sempurna.terdapat pada pembuluh darah dan selaut rongga tubuh, melindungai alveolus paru diding luar kapusl bowmam pada ginjal, alveoli paru,telinga tengah, dan telinga dalam.Pinggir lapisan sel ini bergelombang
Epitel elapis kubus (kuboidea) terdapat pada selaput luar ovarium, saluran kemih, saluran kelamin jantan dan kelenjar prostate.
Epitel selapis batang (kolumnar), tedapat pada lapisan mukosa lambung,usus, dan saluran lain dalam tubuh, saluran pernafasan mulai dari hidung sampai bronkiolus dan saluran kelamin wanita (tuba, uterus). Epitel ini bersilia.

Epietel Berlapis Banyak
Disusun oleh lebih dari satu macam sel dengan inti yang terletak pada ketinggian yang berbeda pada potongan tegak lurus, sehingga memberikan kesan lebih dari satu lapis sel. Sebagia puncaknya tidak mempunyai lumen, walaupun semua sel terletakdi atas membrane.
a Epitel berlapis semua (palsu), semua melekat pada dasar yang sama (lamina basalis), tetapi puncaknya ada yang tidak mencapai rongga; dilapisi sel pendek yang di sebut sel dasar (basal). Di antara sel bersilia terdapat sel goblet yang menghasilkan getah/lender ,terdapat pada trakea dan lapisan mukosa rongga hidung
b Epitel berlapis sempurna(stratified),terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Epitel berlapis bertabduk/menyisik, terdiri dari banyak lapisan sel terbawah (dasar) dan berbentuk kubus/batang pendek, makin keatas makin dekat kepermukaan dan makin gepeng;mengalami keratinasi (zat tanduk). Lapisan luar yang sudah kering berbentuk sisik mati lalu terkelupasa dan sel dasar bermitosis mengganti sel yang terkelupas, terdapat pada kulit (epidermis)
2. Epitel berlapis lender, terdiri dari banyak lapisan sel,sel terbawah berbentuk kubus/batang pendaek, makin keatas makin gepeng , tapi tidak bertanduk.Bagian atas terkelupas dan suatu ketika terkelupas melapisi saluran yang selalu basahyang di sebut lapisan lemdir/mukosa, Saluran sel epitel ini membentuk kelenjaran di sebut lender/mukosa.

Epitel kelenjara
Permukaan epitel tubuh tidak cukup luas untuk menampungseluruh sel-sel sekretoris yang dibutuhkan tubuh, terdapat suatu kelenjar yang multi seluler, masing-masing terdiri atas kelompok sel-sel epitel yang khusus untuk sekresi.Hasil sekresi ini disalurkan dan di hantarkan kesuatu permukaan , skret kelenjar terdiri dari cairan encer yang mengandung hasil-hasil sekresi, seperti enzim atau musin proses sintesis ini memerlukan kerjasama berbagai organel sel dan penggunaan energi.
kelenjar eksokrin
Kelenjar bersaluran yang getahnya di alirkan lewat saluran sendiri.Zat yang dihasilkan mengandung enzim, garm,minyak,dan racun. Kelenjar mesokrin berhubungan sekresi sel kelenjar yang masih utuh.sekeri keluar tanpa ada bagian sel yang lepas. Kelenjar holokrin (memisahkan) sekresi sel yang telah berdegenerasi, jika getah keluar sel bersama.
1. Kelenjar uniseluler : terdiri dari banyak kumpulan sel, berupa sel yang tersebar dalam lapisan lender saluran pencernaan dan pernapasan.
2. Kelenjar tabung : terdiri dari satuan bentuk tabung sederhana tanpa bercabang, terdapat pada kelenjar keringat bagian pangkal melingkar dan bertindak sebagai kelenjar sendiri, bagian ujung yang lurus dipakai sebagai saluran. Tabung yang kompleks bercabang terdapat pada kelenjar air mata, lambung, kelenjar Brunner, usus, dan rahim.
3. Kelenjar acini : kelejar beerbentuk gembungan sederhana tanpa tanpa bercabang, bentuk kompleks terdapat pada kelenjar parotis, gabungan bentuk tabung dijumpai ada kelenjar bawah lidah (sublingual), pancreas, prostate dan kelenjar susu.
4. Kelenjar retikulosa : sel kelenjar yang tersusun dalam bentuk batang bercabang dan terjalin disebut kelenjar retikulosa terdapat pada hati. Zat yang dihasilkannya berupa empedu.

b. Kelenjar Endokrin
Kelenjar ini menghasilkan hormone polipeptida atau protein, yaitu kelenjar hipofise, tiroid, paratiroid, dan pancreas. Ciri ultra-struktur sel-selnya yaitu kelenjar sedikit, hormone banyak, ribosom, banyak butiran granula, getahnya tersebar dalam sitoplasma, mtiokondria berkista lempengan alat golgi relative kecil dibandingkan sel eksokrin.
1. Kelenjar endokrin steroid. Kelenjar buntu yang menghasilkan hormone tergolong steroid kelenjar adrenal dan gonad. Cirri ultrastruktur selnya yaitu banyak sekali hormone, banyak butiran lemak. Mitokandria, berkista pembuluh tubuler, alat golgi relative agak kecil daripada sel kelenjar polipeptida.
2. Epitel pesarafan. Disebut juga neuroepitel. Sel epitel memiliki bentuk dan peranan khusus untuk persarafan, yakni sebagai sel indera yang terdapat pada puting pengecap lidah.
3. Epitel pergerakan. Trdapat pada berbagai kelenjar keringat, kelenjar susu, dan kelenjar liur. Kelenjar epitel ini dapat berkerut seperti sel otot sehingga disebut sel mioepitel. Sel ini berada didalam lapisan epitel penggetah, berbentuk bintang, tonjolan sel melekat pada sel kelenjar. Pada selaput tubuli seminiferus testis (sel jantan) terdapat sejenis sel epitel yang dapat berkerut yang disebut sel mioid.

Berdasarkan pengelompokan sel dan penimbunan hormon dibedakan dua jenis kelenjar endokrin, umumnya hormone ditimbun didalam intrasel dengan sel-selnya tersusun dalam kelompok atau deretan yang saling berhubungan dan terletak dantara kapiler darah yang melebar. Tapi beberapa kelenjar, misalnya tiroid sekelompok sel akan mencurahkan secret ke pusat kelompok membentuk vesikel/folikel yang dikelilingi sel-sel sekretoris. Bila dibutuhkan, hormone ini ditarik kembali ke dalam sel-sel dan diteruskan ke kapiler darah yang tersebar diantara folikel.

c. Kelenjar ganda
Banyak kelenjar yang bersifat ganda, yaitu mempunyai fungsi endokrin dan eksokrin. Sel hati tidak hanya membentuk empedu sebagai secret eksokrin, tetpai juga emengeluarkan secret internal ke dalam sisteem darah. Kelenjar ganda lainnya, pancreas, testis, dan ovarium, sekelompok sel bersekresi ke dalam system saluran dan kelompok lain mencurahkan sekretnya langsung ke sistem darah.
Di dalam sel epitel sering terdapat polarisasi atau susunan khusus organel-organel sitoplasma. Inti sel cenderung terletak ditengah, lebih dekat ke permukaan basal daripada permukaan apical dengan apparatus golgi dan bahan sekresi di atas inti atau apical. Permukaan apical memiliki mikrofil atau silia, reticulum endoplasma granuler terletak pada bagian basal sitoplasma berupa massa besar dalam sel-sel yang menyekresi protein..
1. Jaringan Endotel
Jaringan endotel adalah jaringan yang menutupi tubuh bagian luar dan bagian dalam yang tidak berhubungan dengan udara. Bentuk dan susunannya hamper sama dengan jaringan epitel. Kebanykan sebagai jaringan epitel sederhana berbentuk gepeng (squamosa). Terdapat pada permukaan dalam dinding pembuluh darah, pembuluh limfe, dan dinding jantung bagian dalam.
2. Jaringan Penunjang
Jaringan yang berada di antara jaringan lainnya, sekumpulan sel khusus yang serupa bentuk, besar dan pekerjaannya yang berfungsi untuk menunjang dan menyokong berbagai susunan tubuh sekitar. Jaringan penunjag terdiri dari a) jaringan ikat; b) jaringan rawan; c) jaringan tulang; dan d) jaringan ikat khusus (darah)
3. Jaringan Ikat
Jaringan diantara selnya banyak terdapat zat intraseluler yag terdiri dari serabut-serabut kenyal dan serabut kolagen. Pada jaringan ikat, bahan-bahan dibuat sendirioleh sel-selnya. Substansi intersel tidak hidup, membentuk matrik, memberikan kekuatan, dan menyokong jaringan berfungsi sebagai media untuk perembesan cairan jaringan antara kapiler daran dan sel-sel. Substansi tersebut terdiri dari :
a. Substansi intersel amorf terdiri dari glikosaminoglikans (mukopolisakarida tidak menetap) dan glikoprotein (senyawa protein dengan gugusan karbohidrat). Glikosaminoglikans terikat secara kovalens (senyawa polisakarida), banyak terdapat pada jaringan ikat. Kondroitin sulfat merupakan glikosaminoglikans bersulfat yang paling banyak dijumpai dan paling banyak terdapat pada tulang rawan, tulang dan pembuluh darah.
b. Saubstansi interel fibrosa memberikan kekuaan dan sokongan untuk jaringan yang terutama dilaksanakan oleh substansi intersel fibrosa yang terdiri dari tiga jenis, yaitu :
1. Serat kolagen : terdiri dari protein kolagen, seratnya sangat liat dan ulet, dalam keadaan segar tampak putih menunjukan orientasi yang memanjang yang fibril, disusun oleh satuan yang lebih kecil (mikrofibril) hanya terlihat pada mikroskop electron. Tipe kolagen secara genetic berbeda-beda.
2. Serat retikulin : serat retikulin (retkulat) adalah serat kolagen yang sangat halus tersusun membentuk kerangka penyokong seperti jala (reticulum). Serat retikulum tidak mudah dilihat dalam sajian, diperlihatkan dengan cara impregnasi (keadaan penuh).
3. Serat elastin : berbeda dengan serat kollagen. Dengan menggunsksn mikroskop, cahay serat elastin tampak homogen dan tiak fibril, sedangkan dalam keadaan segar, jaringa elastis berwarna kekuning-kuningan. Serta elastin mudah direnggangkan dan kembali ke bentuk panjang semula bila tegangan dihilangkan.

Lamina basal adalah lembaran bahan ekstrasel yang terdapat dibawah permukaan dasar sel-sel epitel disekitar totot, saraf, kapiler dan sel lemak. Pada sisi luar atau sisi jaringan ikat lamina menyatu dengan serat retkular halus dan mikrofibril kolagen. Lapisan luar disebut lamina retkular, pada sisi selular basal, serat reticular dan substansi dasar enyusun membran basal.
Jaringan ikat ada beberapa macam, yaitu fibroblast, makrofag, sel lemak, sel mast, sel plasma, sel mesenkim, dan sel melanosit ( sel pigmen). Sedangkan tipe jaringan terdiri dari jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat

Tabel 1-2 : Berbagai tipe kolagen genetic
Tipe Karakteristik
Tipe I • terdapat pada dermis kulit, tendo, tulang, dan gigi yang pada hakekatnya semua jaringan penunjang.
• Sel-sel yang berperan dalam sintesis ini adalah fibroblast, osteoblas, dab odontoblas
Tipe II • Dibentuk oleh kondroblas dan merupakan unsur utama matriks tulang rawan.
Tipe III • Ditemukan pada awal perkembangan beberapa jenis jaringan penunjuang yang kemudian digantikan oleh kolagen tipe I
• Setelah dewasa kolagen ini terdapat pada jaringan reticular yang berhubungan dengan kulit, pembuluh darah, uterus dan saluran cerna.
• Kulite kolagen dibentuk oleh fibriblas dan darah lain oleh serat otot polos.
Tipe IV • Terdapat dalam lamina bazsal yang diperkirakan merupakan hasil sel-sel yang langsung berhubungan dengan lamina tersebut, seperti sel epitel dan endotel.
Tipe V • Membentuk lamina tipis yang tidak bergurat (berputar) dibawah membrane fetus.

Macam-macam sel jaringan ikat
Sel jaringan ikat terdiri dari fibroblast, makrofag, sel lemak, sel mast, sel plasma, sel mesenkim, dan sel melanosit.
a. Fibroblas
Salah satu dari dua jenis sel yang paling banyak terdapat pada jaringan ikat longgar yang lain adalah makrofag. Fibroblas membentuk serat-serat dan sebagian besar unsure amorf matriks fibroblast merupakan sel besar, gepeng dan bercabang-cabang. Dari samping terlihat berbentuk gelondong (fisiform) mempunyai inti lonjong dengan satu atau dua anak inti dan sedikit granula kromatin halus.
Fibroblas berdiferensiasi (proses pembelahan secara lengkap) untuk sontesa dan sekresi matriks ekstraseluler sekresinya mencakup kolagen, fibronektin (substansi protein), glikoprotein (senyawa preotein dengan karbohidrat), dan proteoglikin (senyawa protein dalam jaringan ikat). Mengandung glikogen intraseluler membantu sintesa sejumlah besar glikokonjugat eksrtaseluler. Mempunyai banyak mikrofilamen (benang halus) aktin karena fibroblas adalah sel yang mobilitasnya tinggi.
b. Makrofag
Makrofag merupakan sel yang tidak beraturan dan bercabang, bila dirangsang dapat melakukan gerakan amuboid, mempunyai inti lonjong kadang-kadang berlekuk lebih kecil dan lebih heterokromatik (berhubungan dengan kromatin) dari inti fibroblas. Anak inti tidak menyolok dan sitoploasma terlepas dan mengandung sedikit vakuola kecil. Makrofag merupakan agens penting untuk pertahanan karena dapar bergerak dan bergaya fagositosis dan bertindak sebagai pembersih. Makrofag juga berperan sebagai imunologis tubuh, bila makrofag berhadapan dengan benda asing besar, mereka akan menyatu membentuk sel raksasa.
Fungsi sel makrofag :
Secara aktif terlibat dalam fagositosis, pinositosis dapat menelan abses, udara polusi industri, asap rokok dan serat kapas. Menyusun respons imunologis menyebar keseluruh tubuh oleh limfosit mempertahankan organisme terhadap serangan bakteri berikutnya..
c. Sel Lemak
Sel jaringan ikat yang berfungsi untuk menyimpan lemak. Sel ini terdapat tuggal atau berkelompok. Bila berkumpul dalam jumah besar, jarungan ini diubah menjadi jaringan lemak. Setiap sel lemak mengandung satu tetes minyak besar dan sedikit sitoplasma, pada tubuh salah satu sudutnya mengandung inti gepeng. Sel lemak merupakan sel yang telah berdifrensiasi sempurna dan tidak mempunyai kemampuan membelah diri lagi.
Fungsi sel lemak :
Mengandung enzim yang mengkatalisasi sintesis asam lemak. Dari glukosa pada reticulum endoplasma lemak disntesis menjadigliserida yang diangkut langsung melalui limosom ke vakuola lemak. Dalam keadaan puasa, ukurannya lebih kecil. Perubahan berkaitan dengan upaya sel untuk mengirim gliserida yang disimpan.
d. Sel Mast
Sel ini cenderung mengelompok kecil-kecil dekat pembuluh darah dan dapat dengan mudah dikenali dengan adanya granula berbintik dalam sitoplasma yang dapat menghasilkan heparin dan histamine yang mengakibatkan vasodilatasi, berbentuk lonjong, tidak teratur, dan kadang-kadang memiliki pseudopodia pendek. Intinya kecil, bundar, dan terletak di tengah-tengah. Pengeluaran zat produksi sel mast mendorong terjadinya reaksi alergi karena respons hipersensitivitas terhadap masuknya sejenis antigen ke dalam tubuh.
Fungsi sel mast :
Terlibat dalam reaksi peradangan dan memperantarai reaksi hipersensitif alergi secara relative pada system pernapasan dan system cerna. Mempercepat pelepasan histamine yang berreaksi secara lambat, heparin yang menghambat koagulasi.
e. Sel Plasma
Sel jaringan ikat yang bentuknya seperti bola dan nukleusnya seperti roda. Sel ini jarang terdapat pada jaringan ikat, tapi sering terdapat pada membrane serosa dan jaringan limfoid. Sangat bayak terdapat pada tempat peradangan, alat limfoid bagian tubuh yang selalu jadi sasaran pemasukan kuman, seperti selaput mukosa saluran pencernaan.
f. Sel Mesenkim
Sel yang bersifat muda. Sel jaringan embrional karena membina jaringan pengikat dan penunjang embrio. Sel ini membentuk macam-macam alat dalam, seperti kelenjar limfa, pembuluh darah jantung, hati, ginjal, dan anak ginjal. Pada waktu dewasa, sel ini terdapat pada lapisan jaringan pengikat alat saluran dinding pembuluh kapiler. Letaknya tersebar jarang dan tidak teratur. Sel mesenkim berbentuk bintang karena banyak tonjolan panjang dan mengecil ke ujung.
g. Sel Melanosit (sel pigmen)
Sel jaringan ini mengandung dan menghasilkan melanin yang banyak terdapat pada kulit, bola mata (sclera dan koroid), juga terdapat pada piameter selaput otak. Bentuk selnya bundar dengan tonjolan-tonjolan panjang tak teratur terletak diantara sel epidermis. Melanin adalah pigmen coklat yang disintesis sel sendiri dari asajm amino fenilanin.

Tipe Jaringan Ikat
Dalam penggolongan jaringan ikat ditentukan oleh banyaknya serat. Jaringan ikat yang ditandai dengan susunan serat yang jarang-jarang disebut jaringan ikat longer dan jaringan yang bayak seratnya dan saling berhimpitan disebut jaringan ikat padat.
a. Jaringan Ikat Longgar
Jaringan ini meliputi :
1. Jaringan ikat mesenkim (embrional), terdiri dari sel-sel mesenkim yang cabangnya saling bersentuhan dan substansi dasar pada tahap awalnya adalah cairan, kemudia mengandung serabut halus, terdapat pada ebrio dan sekeliling tali pusat.
2. Jaringan ikat mukosa : sejenis jaringan yag muncul pada pembentukan dan perkembangan aormal. Jaringan ini terdapat pada tali pusat, selnya berupa fibrblas besar yang bercabang-cabang, substansi (zat) dasarnya mengandung serat-serat kolagen halus.
3. Jaringan ikat longgar (areolar) : sel-selya dipisahkan oleh zat sela cair yang banyak mengandung serabut seperti jala, teradapat hamper disemua bagian mikroskopis tubuh karena merupakan materi pembungkus dan penghambat, termasuk pembuluh darah dan saraf dua jenis sel yag paling banyak terdapat adalah fibroblast dan makrofag.
4. Jaringan ikat gembur (lemak) : jaringan ikat yang hubungan sel-selnya longgar karena diantara jarigan banyak terdapat lubang-lubang kecil (lobula) yang dipisahkan oleh fibrosa, terdapat jalinan kapiler darah diantara lobula dan banyak terdapat dibawah kulit yang banyak mengandung lemak. Jaringan lemak tidak bersifat statis, ada keseimbanan vital diantara yang disimpan dan yang dikeluarkan.. jaringan lemak dapat berkembang disembrang tempat yang bayak jaringan ikat longgarnya, treutama pada jaringan dibawah kulit, mesenterium omentum, sumsum tulang, dan sekitar ginjal. Jaringan lemak coklat adalah sejenis jaringan lemak husus yang berperan menghasilkan panas, mempunyai suplai darah yang sangat luas bersama dengan banyaknya lisosom sitoplasma, memberi jaringan ini berwarna coklat. Sel lemaknya mengandung lipid yang tidak menyatu yang disebut multilokular berlawananj dengan jaringan lemak putih yang disebut unilokular.
5. Jaringan ikat reticular : jaringan yag ditandai dengan adanya jaring-jaring serat reticular dengan sel-sel reticulum primitive, intinya besar dengan banyak sitoplasma basofil. Jaringan retikular membentuk kerangka organ-organ limfoid, sumsum tulang, dan hati. Sel-sel reticulum mempunyai kemampuan sel mesenkim primitive untuk berkemang, memiliki sel fagositik pada dinding sinus limfe atau sinusoid darah merupakanbagian dari system retikuloendotel. Jaringan reticular membentuk kerangka organ-organ limfoid, sumsum tulang dan hati.
b. Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat yang padat dan serat-seratnya saling berhimpitan, pada tempat yang menghadapi tegangan dari segala penjuru , serat-serat itu berupa berkas anyaman tanpa arah tertentu.
1. Tersusun tidak beraturan : merupsksn bagian utama kebanyakan pada fasia, dermis kulit, kapsul fibrosa, testis, hati, dan limfonodus, juga lembaran fibrosa tulang periostium,perikondrium tulang rawan.
Tersusun beraturan : pada banguan-bangunan yang menghadapi tegangan dalam satu jurusan, serat-seratnya tersusun teratur parlel membentuk bangunan yang sangat kuat. Yang termasuk kelompok ini adalah tendo, ligamentum, dan aponerosis.

Jaringan Rawan
Jaringan rawan adalah jaringan penunjang yang liat dan lentur yang bahan dasar dan kandungannya terdiri dari bahan yang kental dan bening yang mengandung glikosaminoglikans, yaitu kompleks protein kondromukoid asam kandrin sulfat dan asam hialuronat. Serat-serat tulang rawan terdiri dari kolagen, selnya disebut kondrosit pinggiran berbentuk elips makin kedalam makin menjadi bundar dan berkelompok.


Penumbuhan tulang rawan terjadi melalui dua cara, yaitu :
a. Kondrosit muda berproliferasi : meletakan matriks baru, perkembangan dari dalam disebut penumbuhan interstisial hanya terjadi pada tulang rawan yang masih muda.
b. Pertumbuhan eposisional : merupakan proses peletakan lapisan-lapisan tulang rawan pada permukaan oleh ektifitas lapis dalam epikondrium. Fungsi tulang rawan adalah sebagai penunjang dan pelindung tubuh, mempunyai struktur perlengketan otot yang mengubah kontraksi otot menjadi gerakan yang bertujuan dan menunjang fleksibel mobilisasi tulang rawan untuk hemopoiesis.
Ada tiga macam jaringan rawan, yaitu tulang rawan hialain, tulang rawan elastis, dan tulang rawan fibrosa.
1. Tulang rawan Hialin
Dalam keadaan segar tampak sebagai massa bening putih kebiruan, membentuk permukaan sendi pada tulang keras (rawan iga, rawan hidung, laring, trakea, dan bronkus). Hampir seluruh kerangka fetus pada awalnya dibentuk oleh tulang rawan hialin yang kemudian diganti oleh tulang keras. Sel-selnya berbentuk bulat dan lonjong dengan inti bulat besar terletak di tengah dengan satu atau lebih anak inti (nukleolus). Substansi dasar tulang rawan bersifat basofil karena kandungan protoglikans. Pada rawan embrional tersebar merata di seluruh matrik, tetapi pada tulang rawan dewasa distribusinya tidak merata. Nutrisi pada umumnya tidak mempunyai pembuluh limfe, dan saraf. Banyaknya kandungan cairan dalam matriks menyebabkan nutrisi gas-gas terlarut dan produk sisa dengan mudah berdifusi antara pembuluh darah kecil pada perikondrium dan kondrosit yang letaknya lebih tengah dari tulang rawan. Regenerasi tulang rawan yang telah hilamh atau rusak sebagian sangat rendah. Fungsi sel adalah sebagai rantai polipeptida kolagen dan protoglikan disintesis pada ribosom yang berkaitan dengan membran retikulum endoplasma. Pada anak mensuplai adenosin trifosfat (ATP) mensintesis protein, asam amino untuk matrik ekstraselular, menmyimpan sejumlah nutrien glikogen dan lemak dari pembuluh darah.
2. Tulang rawan elastis
Warnanya kekuningan. Kandungannya selain serat kolagen, banyak terdapat serat elastis yang menjadikannya lebh kenyal dari tulang rawan yang lain. Jenis tulang rawan ini terdapat pada tempat-tempat yang memerlukan penyokong dengan flkesibilitas, seperti daun telinga, tuba auditiva eustakhius, epiglotis, dan laring. Matriks mengandung erat kolagen dan jaringan-jaringan serat elastis yang luas.
3. Tulang rawan fibrosa
Mengandung jalinan sereat kolagen yang padat dan jeras, sebagai perantara antara jaringan pengikat rapat dari tulang rawan hialin. Kedua macam jaringan ini berdekatan dan ada transisi diantara keduanya. Pertumbuhan berasal dari jaringan pengikat rapat, dimana fibroblas berdiferensiasi menjadi kondroblas yang selanjutnya menjadi kondrosit. Fibrokartilago terdiri dari berkas-berkas jaringan ikat pada kolagen dan diantaranya terdapat daerah-daerah kecil dengan matriks tulang rawan hialin yang tidak mempunyai perikondrium. Terdapat pada ruas tulang belakang dan simfisis.

4. Jaringan tulang
Jaringan yang terkeras dari semua jaringan dalam tubuh karena mengandung garam kapir fosfat, terdiri dari sel-sel dan marei intersel. Matriks mengandung unsur organik, terutama serat-serat kolagen dan unsur anorganik. Garam-garam anorganik yang bertanggungjawab atas kakau dan lentur tulang adalah kalsium fosfat, kalsium karbonat, dan sejumlah kecil kalsium florida, serta magnesium florida.
Secara mikroskopis, jaringan tulang dapat dibedakan menjadi :
a. Jaringan tulang spongeosa : terdiri dari tuberkula atau balok tulang langsing, tidak teratur, bercabang dan saling berhubungan dengan membentuk anyaman terdapat pada bagian epifise (ujung tulang).
b. Tulang kompakta : tampak padat, pada tulang panjang bagian batang (diafise) dan yang menglilingi rongga sumsum.

Sel-sel tulang
Sel-sel tulang terdiri dari 3 macam, yaitu osteosit, osteoblast, dan osteoklast. Osteosit adalah sel tulang dewasa yang berada dalam kapsul dan mempunyai benjolan banyak (filopodia) yang masuk kesaluran yang bercabang dan menghubungkan sel yang lain dan kapsul lain. Saluran bercabang dalamlamela dinamakan kanalikuli. Osteoblast adalah sel induk tulang guna mensintesis bahan organis kandungan serat kolagen yang terdapat didaerah permukaan tulang yang tersusun seperti lapisan epitel selapis. Jika tidak aktif menjadi gepeng, mempunyai tonjolan pendek. Tonjolan makin panjang jika sel terpisah dari kumpulan karena banyak bahan kandungan yang berad di sekelilingnya. Saat itu berubah menjadi osteosit kanalikuli yang terbentuk di sekeliling tonjolan tersebut. Osteoklast adalah sel raksasa yang mempunyai banyak tonjolan yang disebut ruffle, berasal dari transformasi makrofag dan banyak mengandung lisosom sebagaimana halnya makrofag. Terdapat dekat dengan permukaan tulang.

Matriks tulang
Unsur organik terdiri dari serat-serat osteokolagen yang serupa dengan serat kolagen jaringak ikat longgar. Serat ini diikat menjadi satu oleh substansi semen, terutama glikosaminoglikans (protein polisakarida), polisakarida sulfat (kondrotin sulfat) dalam substansi dasar amorf lebih sedikit dari tulang rawan. Bersifat asidofil (zat bersifat asam), unsur organik terutama terdapat dalam semen diantara serat-serat sebesar 65% dari berat tulang, mineral terdapat pada kristal kalsium fosfat yang diendapkan berupa butir-butir padat dalam spektrum dengan serat-serat kolagen tulang. Lakun dan kanalikuli dibatasi oleh selapis semen organik hisis yang berada dalam substansi intersel lainnya karena tidak mengandung serat. Matriks tulang tersusun dalam lapisan-lapisan (lamel). Serat dalam lamel teratur sejajar dalam bentuk jalinan, serat kolagen dalam satu lamel akan tampak seperti bangunan yang memanjang.

Arsitektur tulang
a. Tulang spongeosa : mempunyai struktur sederhana yang terdiri dari trabekula (balok) dan lempeng-lempeng yang saling berhubungan dan mengandung osteosit serat-serat kolagen tulang terdapat beberapa anyaman yang tidak beraturan, terutama untuk tulang yang berkembang cepat yang terdapat pada orang dewasa untuk penyembuhan fraktur.
b. Tulang kompakta : tersusun teratur sesuai dengan distribusi pembuluh darah yang memasoknya. Tulang dilintasi oleh saluran havers secara bebas dan saling berhubungan melalui saluran melintang, celah diantar sistem havers diisi oleh lamel interstisial yang merupakan sistem havers akibat rekonstruksi internal tulang dimasa lalu. Di permukaan tepi luar dan permukaan dalam terdapat lamel yang berjalan sejajar dengan permukaan tulang yang dipisahkan oleh selapis tipis matriks khusus yang disebut Cemment membrane. Periostium, selubung fibrosa yang membungkus tulang berhubungan erat pada tulang tergantung adanya serat sharpey terdiri dari dua lapisan yang tidak berbatas jelas. Lapisan luar terdiri dari jaringan ikat padat fibrosa dan mengandung anyaman pembuluh darah dan lapis dan dalam terdiri dari jaringan ikat longgar sedikit unsur kolagen memasuki tulang sebagai serat sharpei. Pada orang dewasa, lapisan dalam banyak mengandung sel jaringan ikat, bila dirangsang karena adanya fraktur akan menjadi aktif. Endosteum, lapisan halus yang membatasi rongga sumsu dan meluas sebagai pelapis sistem saluran tulang kompakta terdiri atas jaringan jaringan retikular padat yang memiliki kemampuan osteogenik (pembentukan tulang) dan hemopoietik (pembentukan darah).

Perkembangan dan petumbuhan tulang
Tulang mempunyai sifat unik tertentu dalam cara perkembangan dan pertumbuhan tulang.
a. Tulang mempunyai sistem kanalikuli : saluran halus yang meluas dari satu lakuna (lekukan kecil) ke lakuna lain dan meluas ke permukaan tulang tempat bermuara ke dalam celah jaringan. Cauran dalam celah berhubungan langsung denga cauran dalam sistem kanalikuli yang memungkinkan pertukaran metabolik antara daerah dan osteosit. Hal ini mengakibatkan sel-sel tulang tetap hidup walaupaun dikelilingi oleh substansi yang telah mengapur.
b. Tulang bersifat avaskuler : sistem kanalikuli tidak dapat berfuingsi dengan baik bila jarak satu kapiler melebihi 0,5mm. Oleh karena itu, tulang banyak mengandung kapiler yang terdapat dalam saluran havers dan saluran volkmann.
c. Tulang hanya dapat tumbuh melalui mekanisme aposisional : penumbuhan interstisial seperti tulang rawan tidak mungkin terjadi karena adanya garam kapur dalam matriks yang tidak memungkinkan terjadinya perkembangan dari dalam.
d. Arsitektur tulang tidak berifat statis : tulang dihancurkan setempat-setempat dan dibentuk kembali harus mempertimbangkan adanya proses rekonstruksi yang berlanjut terus.
Tulang yang tidak beraturan berkembang melalui cara yang serupa dengan epifise pada tulang panjang. Osifikasi (pembentukan tulang) terjadi pada pusat yang mengarah ke segala arah. Tulang rawan bagian tepi berfungsi sebagai zona poliferasi (bertambah banyak) sampai tidak ada penumbuhan lagi karena sudah diganti oleh tulang.

Remodeling dan rekontruksi tulang
Remodeling terjadi akibat adanya resorpsi pada daerah tertentu dan peletakan tulang baru pada tempat lain. Resorpsi behubungan dengan osteoklast, adanya aktivitas permukaan berupa garis pada sitoplasma. Pada proses ini osteoblast menghasilkan tulang selapis pada permukaan dalam ronggga-rongga memanjang dalam tulang spongeosa sampai rongga berupa saluran sempit yang mengandung pembuluh darah.

Regenerasi tulang
Setelah patah tulang, terdapat pendarahan dari pembuluh darah yang pecah dan terjadi bekuan. Fibroblas yang brekembang dan kapiler darah memasuki bekuan darah dan membentuk jaringan granulasi. Jaringan granulasi berubah menjadi jaringan fibrosa padat dan kemudian berubahh menjadi massa tulang rawan. Massa ini merupakan kalus tempoprer yang mempersatukan tulang-tulang yang patah. Osteoblas berkembang dari periosteum dan endosteum melekatkan tulang spongeosa secara progresif mengganti tulang rawan kalus. Nbagian yang menyatukan patah tulang, kalus tulang mengalami reorganisasi menjadi tulang kompakta dan kelebihan tulang akan diresorpsi.

Jaringan ikat khusus darah
Darah merupakan jaringan ikat khusus yang terdiri atas elemen berbentuk sel-sel darah dan trombosit suatu substansi interseluler cair plasma darah. Volume darah pada manusia dewasa yang sehat lebih dari 5 liter, sekitar 85 dari berat badan. Karena sifat plasma yang cair, maka diantar sel darah tidak didapati hubungan ruang yang pasti.
Sel darah merah dan sel darah putih hidup hanya untuk waktu yang relatif pendek. Jangka waktu hidup eritrosit manusia kira-kira 120 hari. Hal ini dapat ditentukan dengan berbagai cara. Makrofag, terutama yang yang berada dalam limfa dan hati, menyingkirkan sebagian besar eritrosit tua daru peredaran darah. Etelah sel darah merah dirusak oleh sel fagosit, hemoglobin dipecah menjadi bagian yang mengandung besi (hematin) dan bagian yang bebas besi (globin). Hematin dipecah menjadi besi yang dipakai kembali atau disimpan dan bilirubin yang diangkut ke hati dikeluarkan bersama empedu.
Unsur darah yang berbentuk umurnya pendek dan terus menerus dirusak. Jumlah unsur yang berbentuk di dalam darah dipertahankan pada suatu jumlah yang tetap dengan pembentukan sel-sel yang baru. Proses pembentukan darah disebut hemopoiesis yang terjadi didalam jaringan hemopoietik. Unsur darah yang berbentuk dapat dibagi menjadi dua golongan menurut tempat berkembang dan berdiferensiasi pada orang dewasa. Limfosit dan monosit berkembang dalam jaringan limfoid dan disebut unsur limfoid. Eritrosit dan granulosit dalam keadaan normal dihasilkan dalam sumsum tulang (jaringan mieloid). Monosit dan beberapa unsur limfisut timbul dari sel-sel pemula di dalam sumsum tulang. Pada orang dewasa yang dalam keadaan patologis tertentu unsur mieloid dapat dibentuk lagi didalam limfa, hati, dan limfonodus. Keadaan tersebut dikenal sebagai hemopoiesis

Ekstramedular.
Sel-sel mesenkim mempunyai kemampuan besar berdiferensiasi sepanjang garis yang menuju pembentukan berbagai jenis sel yang berada dalam jaringan ikat. Proses diferensiasi selular mendapatkan sifat yang tidak dipunyai sebelumnya menuju ke spesialisasi. Perkembangan lengkap tidak oleh semua sel dalam perkembangan setiap macam jaringan ikat dewasa dari mesenkim. Beberapa sel yang belum berkembang tetap ada sebagai cadangan sel multipotensial. Kecenderungan proses diferensiasi dihentikan pada suatu saat sepanjang garis diferensiasi. Dalam setiap jaringan ikat, kemungkinan ada sel-sel yang belum berkembang dan yang sebagian berkembang mencapai perkembangan lengkap. Sel-sel mencapai derajat perkembangan tertentu sepanjang garis perkembangan.
Metaplasia, suatu proses yang menggambarkan dengan baik konsep perkembangan yang terjadi dalam kondisi patologis, terutama bila satu jenis jaringan ikat khusus terlihat berubah bentuk menjadi jaringan yang lain. Pengantian suatu jenis jaringan ikat oleh yang lain dari sel-sel yang tidak berdiferensiasi di dalam jaringan, terjadi sebagai respons terhadap perubahan faktor lingkungan.
Sel darah terdiri dari beberapa jenis, yaitu eritrosit, leukosit, trombosit, plasma, dan limfe. Dalam darah segar dapat dilihat beberapa sifat unsur darah yang berbentuk, namun masih banyak lagi yang hanya terlihat setelah difiksasi / dipulas dengan pewarnaan.

Eritrosit
Eritrosit merupakan sel yang telah berdiferensiasi jauh dan mempunyai fungsi khusus untuk transpor oksigen. Selnya berbentuk cakram (bokonkaf) dan bila dilihat pada bidang datar bentuknya bundar. Sel-sel darah merah bersifat elastis dan mempunyai kemampuan berubah bentuk, terbukti dengan kemampuannya melalui kapiler-kapiler dengan diameter kecil. Jumlah eritrosit 5-5,5 jugta untuk tiap meter kubik dan pada wanit 4,5-5 juta kilometer kubik. Bila seseorang lama bertempat tinggal di dataran tinggi, maka jumlah eritrosit akan naik. Luas permukaan total seluruh sel darah merah pada manusia kira-kia 3.500 m2. Permukaan seluas ini tersedia untuk pertukaran zat antar sel darah pada satu pihak dengan plasma dan udara pada pihak lain.
Sebuah eritrosit segar berwarna kuning kehijauan, di dalam masa sel darah merah nyang padat warnanya merupakan suatu kompleks lipoprotein (suatu unit membran khusus). Dibawah membran plasma terdapat karang sel yang terdiri dari dua lapisan, yaitu jala granula vertikel dan vilamentosa horizontal. Jala ini tersusun oleh protein kontraktil yang disebut spektin (bentuk sel darah merah) untuk memelihara bentuk bikonkaf dan memungkinkan pengaliran oksigen dan karbon monoksida secara efesien di cdalamnya. Eritrosit yang belum dewasa disebut retikulosit, merupakan suatu tahap perkembangan sel darah merah.
Eritrosit mempunyai kecenderungan menempel sutu sama lain pada permukaan-permukaan konkafnya. Hal ini terjadi secara spontan bila tedapata hambatan sirkulasi atau darah keluar dari peredaran darah. Kandungan eritrosit adalah senyawa kimia yang terdiri dari lipid dan komplek protein koloid, terutama hemoglobin. Selain menyebabkan warna eritrosit menjadi merah, juga ikut membentuk eritrosit.
Dalam keadaan normal, sitoplasma sel-sel darah berada dalam keseimbangan osmotik dengan plasma. Bila plasma bertambah pekat kosentrasinya karena pertambahan pelarut hipertonik pada darah, maka terjadi krenasi (keriput) pada sel darah akibat keluarnya air dari sel tersebut yang menyebabkannya mengerut. Sebaliknya, bila plasma diencerkan, air masuk ke dalam sel darah dan sel membengkak bentuknya menjadi bulat (sferis). Aglutinasi adalah pengumpulan sel-sel darah merah yang dipengruhi berbagai zat, hal ini dapat terjadi dalam peredaran darah berbagai keadaan patologis. Aglutinin terdapat dalam plasma beberapa individu yang dapat menyebabkan aglutinasi eritrosit orang lain. Aglutinin menjadi dasar empat golongan darah utama.
Fungsi sel eritrosit adalah untuk mengangkut oksigen dan karbon dioksida, mengangkut oksigen dari alveoli paru-paru ke jaringan perifer dan karbon dioksida dari jaringan perifer ke alveoli paru-paru. Pada alveoli, darah beroksigen membawa sekitar 96 mm Hg, di jaringan tekanan oksigen (PO2) menurun sampai 40 mm Hg. Tekanan karbon dioksida (PCO2) dalam parifer 50 mm Hg lebih besar daripada PCO2 dalam alveoli, akibatnya karbon dioksida berdifusi dari plasma ke alveoli.

Leukosit
Sel darah putih yang mengandung inti, normalnya 5.000-9.000 sel/mm2. Leukosit ikut serta dalam pertahanan selular dan humoral (zat setengah cair) organisme asing dan melakukan fungsinya di dalam jaringan ikat, melakukan gerakan amuboid membantu untuk menerobos dinding pembuluh darah ke dalam jaringan ikat. Ada dua golongan leukosit, yaitu leukosit agranular dan leukosit granular. Leukosit agranular mempunyai sitoplasma yang tampak homogen dan intinya berbentuk bulat atau berbentuk ginjal. Leukosit granular terbagi menjadi limfosit dan monosit.
Tabel 1-3 Karakteristik dan fungsi leukosit granular
Karakeristik Fungsi
Limfosit
 Dalam darah manusia, limfosit merupakan sel bulat. Bgambaran yang paling mencolok adalah selnya kecil, inti relatif besar dikelilingi sedikit sitoplasma, kromatin inti yang sangat padat.
 Limfosit berdarakan asal digolongkan struktur halus yang mempunyai berubah bentuk menjadi jenis sel lain. Terbagi menjadi limfosit T dan limfosit B
 Berperan penting dalam sistem imun
Monosit
 Sel-sel agak besar dan mengandung sitoplasma lebih banyak. Intinya terletak eksentris dalam sel dan mempunyai lekuk yang dalam
 Bahan kromatin dalam inti tersusun seperti jala-jala halus dan mengandung sejumlah granular
 Merupakan lisosom primer jumlahnya lebih banyak
 Sitoplasma mengandung beberapa retikulum endoplasma granular tapi lebih sedikit
 Leukosit granular mengandung granula spesifik (dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair). Dalam sitoplasmanya mempunyai inti yang berlobus banyak (polimorf) disebut sebagai leukosit polimorfonuklear yang terdiri dari neutrofill, eosinofil dan basofil.
 Mekrofag alveolar adalah monosit yang meninggalkan sirkulasi tertutup dan masuk paru-paru untuk menyingkirkan debu yang terhirup. Monosit yang memasuki jaringan ikat sebagai fogisit disebut histiosit (daya fagositosis).

Tabel 1-4 Karakteristik dan fungsi leukosit granular
Karakteristik Fungsi
Neutrofil
 Termasuk leukosit polimorfonukler
 Di dalam darah manusia 65-75% dari jumlah seluruh leukosit
 Inti memperlihatkan berbagai bentuk yang terdiri atas 3-5 lobus berbentuk lonjong dan tidak teratur
 Dihubungkan dengan benang-benang kromatin yang halus
 Sitoplasma diisi oleh granula harus bersifat neutrofil
 Granula merupakan lisosom tipe khusus yang mengandung enzim hidrolitik
 Fagosit dan menghancurkan bakteri
 Merangsang perlengketan neutrofil pada bakteri kemoaktraktif, dimana neutrofil dilepas selama peradangan
 Granular spesifik mengandung protein laktoferin yang mengingat ion ferio dan diperlukan untuk multipliakasi bakteri, laktoferin juga mencegah produksi neutrofil dalam sumsum tulang.


Eosinofit
 Leukosit asidofil agak lebih besar dari neutrofil
 Intinya mempunyai 2 lobus
 Ciri khas sitoplasma mengandung granula kasar refraktil (perubahan) yang seragam ukurannya
 Grabula tampak mengandung pereksidase (enzim yang memindahkan oksigen)
 Membunuh larva parasit karena eosinofil masuk ke dalam darah, sanitas yang buruk dapat
 Klien yang terinfeksi larva parasit akan meningkatkan jumlah eosinofil
 Eosinofil membantu respons sel mast terhadap peradangan melalui enzim yang menghancurkan histamil yang dilepas oleh sel mast pada tempat infeksi
 Granula eosinofilik mengandung enzim lisosom untuk menghancurkan parasit yang mati
Basofil
 Dalam darah manusia sukar ditemukan karena jumlahnya 5,5-1% dari jumlah seluruh leukosit
 Batas isi sering tidak teratur
 Granula sitoplasma bulat kasar dengan ukuran berbeda-beda, beberapa granula menutupi inti sehiungga menguburkan batasnya
 Granula yang larut dalam air bersifat basofil dan metakromik mengandung histamin, heparin dan serotinin granula ini tidak merupakan lisosom
 Memperantai respons peradangan dan mensekresi faktor eosinofil, basofil, dan sel mast
 Mempunyai struktur dan fungsi yang sama, tetapi mempunyai jenis yang berbeda
 Merangsang pembentukan imunoglobulin E
 Respons basofil dan sel mast terbatas pada organ yang spesifik, misalnya bronkus dan paru-paru atau respons sistematik dan syok anafilaktik karena sengatan lebah.

Trombosit
Keeping-keping darah berwujud cakram protoplasmanya kecil yang dalam peredaran darah tidak berwarna, jumlahnya dapat bervariasi antara 200.000-300.000/mm³ darah. Keping darah terlihat berbentuk bulat lonjong, di samping itu juga terlihat seperti batang dan tidak terdapat inti. Membran plasma mempunyai glikokalis tebal dan melanjutkan diri dengan suatu system kanalikular terbuka. Keeping-keping darah melakukan endositosis terhadap partikel besar dengan jalan invaginasi (lipatan) membrane plasma. Terdapat dua ejenis granula dalam jarring-jaring interfilamen, yaitu:
a. granula berpusat padat : mengandung serotonin, adenosine difosfat (ADP), adenosine trifosfat (ATP) dan kalsium.
b. Granula alfa : bersifat lisosomal mengandung bermacam-macam substansi dengan bekuan darah, factor-faktor yang menetralkan heparin, meninggalkan permeabilitas vascular dan bersifat kemotaktik bagi neutrofil.
Keeping darah yang diaktifkan mengandung persamaan dengan lisosom yang digunakan untuk membuat suatu produk sekresi yang diaktifkan. Lisosom menjadi kunci kerusakan jaringan oleh keping-keping darah dan menyebabkan keping-keping darah melekat pada tempat yang rusak. Keeping-keping darah berasal dari bagian yang terlepas dari sel-sel raksasa (megakariosit) dalam sumsum tulang. Keeping-keping darah memegang peranan dalam hemostasis, yaitu menempel pada daerah luka dan menghasilkan trombosit putih yang menutup permukaan cedera dengan mengisi lubang-lubang dalam dinding pembuluh. Di samping itu, menghasilkan enzim tromboplastin untuk membantu transformasi protrombin dan trombin mentransformasi fibrinogen menjadi fibrin.
Fungsi trombosit penting dalam pembekuan darah. Jika Pembuluh darah terpotong, trombosit dengan cepat mengumpul, melekat satu sama lain, dan menjadi fibrin. Masa trombosit yang menggumpal dan fibrin adalah dasar untuk pembekuan.

Plasma
Cairan membawa semua bahan-bahan nutritive yang berasal dari system pencernaan, zat-zat tak berguna yang dihasilkan dalam jaringan dan hormon. Plasma 55% dari darah merupakan cairan homogen agak alkali mengandung gas yang terlarut , garam anorganik, protein karbohidrat, lipid, dan beberapa substansi dan organik lain. Partikel-partikel yang larut dalam plasma dapat dilihat di bawah mikroskop. Pada waktu aliran darah berhenti, darah berkontak dengan udara salah satu globulin plasma (fibrinogen) mengendap sebagai jala-jala filament halus yang disebut fibrin, pengerutan berkuan darah atau plasma menghasilkan cairan jernih kekuningan yang disebut serum.

Limfe
Cairan yang dikumpulkan dari jaringan-jaringan dan kembali ke aliran darah. Komposisinya sangat beragam, tidak ada unsure selular di dalam cairan limfe. Sel-selnya sebagian besar terdiri dari limfosid ditambahkan pada limfe sewaktu limfe melewati limfonodus. Limfonodus juga menambahkan antibody pada limfe dan dari sini masuk ke aliran darah. Limfe yang mengalir dari dinding usus kecil mirip susu karena mengandung globulin lemak.
Jangka idup sel darah putih sukar ditentukan karena sel-sel itu meninggalkan system pembuluh darah dan masuk ke celah-celah jaringan yang nampaknya cukup bervariasi. Sel darah putih berada dalam peredaran hanya lebih kurang 24 jam, namun banyak limfosid kembali ke organ-organ limfosid dan beredar kembali. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh sel darah putih untuk tetap hidup setelah meninggalkan peredaran darah tidak diketahui. Granulosit yang hidup dalam celah jaringan hanya beberapa hari, sel-sel tua yang mati disingkirkan oleh fagosit di dalam hati limfa dan didalam jaringan ikat setempat. Sel darah putih menghialang disebabkan migrasi (berpindah) melalui epitel membrane mukosa terutama ke dalam lumen system pencernaan dan pernapasan.
Keeping-keping darah dapat hidup selama 4-5 hari dalam peredaran darah. Keping darah disingkirkan dari peredaran darah melalui cara yang serupa dengan eritrosit, yaitu oleh aktivitas fagosit makrofag di dalam hati dan limfe.

Jaringan Otot
Struktur jsringsn oto dikhususkan untuk melakukan gerakan, baik oleh badan secara keseluruhan maupun oleh berbagai bagian tubuh yang satu terhadap yang lainnya. Sel-sel otot sangat berkembang dalam hal konduktivitas (hantaran). Pada jaringan otot, sel-sel dan serat-serat otot biasanya tergabung dalam berkas-berkas sehingga jaringan otot tidak anya terdiri dari serat-serat otot saja. Karena otot harus melakukan kerja mekanis, serta otot memerlukan banyak kaoiler darah untuk mendatangkan makanan dan oksigen perta mengangkut produk sisa yang toksik. Pembuluh darah ini terdapat dalam jaringan ikat fibrosa yang berguna untuk mengikat serat-serat otot untuk menjadi sati sebagai pembungkus dan pelindung sehingga tarikan dapat berlangsung secara efektif. Berdasarkan strukturnya, otot dibagi dalam tiga golongan , yaitu otot ragka, otot jantung, dan otot polos.

Otot Rangka
Otot rangak merupakn otot lurik yang volunter terikat pada tulang atau fasia dan membentuk daging dari anggota badan dan dinding tubuh. Tiap serat otot berbentk silindris panjang dan berinti banyak, ujung-ujug yang meruncing atau mebulat paad perbatasan otot dan tendo. Tiap serat bersifat mandiri, mungkin sangat panjang, tetapi lebih banyak yang pendek.keseluruhan otot ujungnya berhubungan dengan tendo dan ujung yang lain pada suatu septum jaringan ikat dalam otot itu.
Kekuatan suatu otot tdak bergantung pada panjang serat otot, tetapi bergatung pada jumlah total serat-serat yag ada dalam otot. Bertambah besar akibat latihan dan semakin menebal masing-masing serat otot (hipertrofi) bukan akibat penambahan serat otot. Otot rangak lebih cepat berkontraksi daripada otot polos. Tiap otot dibungkus oleh selapis jaringan ikat agak padat yang disebut epimisium, seperti selubung putih, di dalamnya terdapat serat-serat otot tersusun dalam berkas dikelilingi oleh selubung tipis jaringan ikat (perimisium). Setiap serat otot dibungkus oleh jaringan ikat, yaitu endomisium. Di dalam serat terdapat banyak inti berbentuk lonjong dan terletak dibagian tepi dekat sarkolema (membrane tipis tanpa struktur yang membungkus serat).

Myofibril
Pada otot dalam keadaan relaksasi, gurat-gurat jelas terlihat pada potongan memanjang. Dalam keadaan kontraksi miofibrilnya lebih tebal dan serkomernya lebih pendek. Struktur halus myofibril terlihat sebagai benag-banang parallel satuan kecil yang disebut miofilamen. Filament yang lebih tebal mengandung myosin (protein dalam otot mengatur kontraksi) dan filament tipis mengandung aktin (protein dan myosin merupakan unsure kontrakstil otot).

Kontraksi
Dalam keadaan kontraksi, serat otot menjadi lebih pendek terjadi karena mekanisme pergesean filament yang meliputi perubahan posisi kedua miofilamen. Filament tipis bergeser diantara filament tebal, filament bergeser saling menarik. Proses inii memerlukan energi yang diperoleh dari pemecahan adenosintrifosfat (ATP), menjadi adenosine trifosfat (ADP) dan fosfat dengan kepala myosin befungsi sebagai ATP-ase. Daya ramping ATP terbatas dan ditambah secara teratur oleh sarkosom yang membawa enzim dari siklus asam sitrat. Sel otot rangak tidak dapat berkontraksi sebelum samapi kapasitas maksimal, kekuatan kontraksi bergantung pada jumlah satuan otot yang berkontraksi.


Tabel 1-5 Macam dan karakteristik serat otot
Jenis otot Fungsi
Otot merah
• Dijumpai serat merah. Serat ini bergaris teangah relatif kecil dengan banyak sarkosom besar yang penuh krista terkumpul dibawah sarkolema yang berderet memanjang di antara miofibril • Berkontraksi lebih lambat tapi tahan lama
Otot putih
• Berserat putih merupakan bagian terbesar.
• Seratnya lebihbesar, sarkom-sarkom yang lebih kecil terdapat berpasangan
Serat menengah
• Seperti erat merah terdapat otot merah, tetapi sarkosomnya lebih kecil. • Secara morfologis berkontraksi seperti serat putih.
Pertemuan mioneural
• Bersifat lebih kompleks daripada serat putih.

Penyebaran berbagai jenis serat dalam otot dipengaruhi oleh sistem saraf, ada ebeberapa otot yang mengandung keempat jenis serat otot, masing-masing dengan waktu kontraksi yang berbeda.

Peredaran darah dan getah bening
Arteri-arteri menembus epimisium dengan mencapai substansi otot, kemudian bercabang, bagian yang lenih kecil berjalan dalam perimisium dan berakhir sebagai kapiler-kapiler. Kapiler-kapiler ini terdapat dalam endomisium diantara serat-serat otot anastomosius dan membentuk jaringan-jaringan yang sangat luas. Pembuluh getahbening mengangkut cairan jaringan yang cukup banyak, tidak terdapat di dekat serat-serat, tetapi terdapat dalam epimisium dan perimisium dan tidak di endomisium.

Persarafan.
Tiap otot dipersarafi oleh satu atau lebih saraf yang menembus endomisium pada tempat tetap tertentu yangdisebut titik motor. Saraf ini mengandung serat-serat motorik, saraf sensorik untuk gelondong otot, ujung-ujung sensorik neurotandinea untuk fasia, danb saraf otonom untuk oemvuluh darah secara fungsional. Otot terdiri dari unit-unit motorik, satu unit terdiri atas satu serabut saraf dan serat-serat otot yang dupersarafinya. Pada tempat yang memrlukan gerakan-gerakan lembut, misalnya otot mata, satu serat saraf mempersarafi sato serat otot. Tetapi, pada batang tubuh, satu serat otot bisa mencapai 100 atau lebih serat-serat otot.

Motor end plate
Tautan otot saraf tempat berakhirnya suatu saraf yang berhubungan erat dengan serat otot yang mendekati otot. Akson ini tidak lagi berselubung mielin, tetapi ditutupi selubung schwan. Ujung saraf bercabang membentuk suatu masa yang berbentuk lempeng. Pada tautan ini, sarkolemamembentuk suatu alur dangkal yang di dalamnya terdapat ujung akson yang membentuk alur sekunder yang disebut lipatan tautan. Serat oot ini mengandung banyak inti dan sarkosom. Secara fungsional, serat otot ini berhubungan dengan lamina basal, yang mengandung asetilkolin esterase yang dulepas dari vesikel sinaptik melalui eksositosis sunaotik, melalui eksositosis samapai di tenpat reseptor sakolema. Pada puncak lipat tautan melepas asetikolin yang dikembalikan melalui akson dan endositas sehingga memungkinkan rangsangan tulang lanjutan.
Motor end plate mengatur kontraksi otot, tetapi koordinasi aktifitas otot melipatkan ujung-ujung sensoris, terdapat dua jenis, yaitu :
a. Gelondong otot saraf : tersusun memanjang dalam otot dan dibentuk oleh serat-serat halus serta dibungkus oleh simpai jaringan otot yang berhubungan dengan suatu ujung saraf.
b. Ujung saraf tendo : terdapat pada tendo dekat batas otot tendo yang memperlihatkan serat serat sensoris, berakhir diantara gabungan serat-serat (kolagen) tendo. Serat ini ditangsang oleh tegangan atau regangan tendo selama kontraksi otot.


Regenerasi otot
Sesudah mengalami kerusakan, serat otot memiliki kapasitas terbatas untuk melakukan regenerasi. Tetapi, kerusakan berat akan diperbaiki dengan pembentukan jaringan ikat fibrosa dengan meninggalkan parut. Bila saraf dan pembuluh darah terganggu alirannya, serat-serat otot akan berdegenerasi dan diganti okleh jaringan ikat fibrosa. Pada otot dewasa sel-sel satelit. Sel kecil dengan inti tunggal ini terdapat diantara sarkolema dan endomisium yang merupakan cadangan sel-sel mioblas embrional. Semasa hidup, sel-sel dapat membelah diri dan berperan pada reparasi dan regenerasi yang dapat terjadi pada otot dewasa.

Fungsi jaringan otot skelet.
Kebanyakan terlibat dalam pergerakan volunter tulang dan tendo. Pengendalian primer otot dan kontraksi dimulai oleh neuron motorik medula spinalis. Beberapa kontraksi otot skelet adalah involunter, misdalnya kedipan mata.

Otot jantung
Otot jantung yang bersifat lurik dan involunter berkontraksi secara ritmik dan otomatis, hanya terdapat pada miokard (lapisan otot jantung) dan dinding pembuluh darah jantung. Gambaran umum yang berupa serat-serat yang jalannay terutama paralel dengan anyak guratan melintang terdapat jaringan ikat halus, yaitu endomisium yang mengandungpembuluh darah kecil dan pembuluh darah getah bening. Serat otot jantung dibungkus oleh suatu sarkolema yang penuh dengan mitokondria yang mengakibatkan gambaran gurat-gurat memanjang yang nyata, sakroplasmanya lebih banyak mengandung endapan glikogen.
Miofilamen mengandung aktin dan miosin yang sama dengan otot rangka. Miofilamen hanya terbatas pada sel-sel otot itu sendiri dan tidak melintasi sel otot. Pengelompokan miofilamen menjadi miofibril tidak sempurna. Pada bagian transversal, tersebar desmosom-desmosom bercak. Daerah ini berfungsi untuk perlengketan sel yang kuat, terutama pada bagian yang memanjang, memungkinkan konduksi impuls yang cepat di antara sel.
Pada otot jantung tidak terdapat banyak jaringan ikat, hanya diantara serat-serat berupa endomisium yang penuh kapiler darah daripada otot rangka, kapiler limfe juga banyak dan saraf ototnom halus kadang-kadang terlihat disini.

Kontraksi
Kontraksi miogenik spontan pada sel-sel jantung, yaitu filamen yang bergeser pada ebeberapa bagian jantung orang dewasa. Sel-sel otot jantung mengalami modifikasi dan membentuk sistem hantar rangsang yang mengatur denyut jantung. Rambatan rangsang terjadi dari satu sel otot jantung ke sel lainnya. Sel-sel miokard atrium berbeda dari sel miokard ventrikel. Sel atrium lebih kecil mengadung butir-butir kedap elektron pada aparatus golgi yang mengandung katekolamin. Serat purkinje adalah sel-sel ototo antung khusus yang merupakan begian dari sistem hantar rangsang yang terdapat dibawah endokardium pada permukaan dalam jantung, berhubungan septum interventrikularis. Serat purkinje membentuk jaring-jaring tersusun oleh satuan-satuan seluler terpisah. Serat purkinje mengandung banyak glikogen, pada daerah tertentu terdapat bagian-bagian serat purkinje yang secara berangsur-sngsur berubah menjadi serat otot jantung biasa.

Regenerasi dan fungsi totot jantung
Otot jantung lebih tahan terhadap trauma bila dibandingkan dengan totot lainnya yang sejenis. Tetapi, tidak ada tanda-tanda regenerasi setelah terjadinya suatu cedera. Otot jantung yang rusak diperbaiki dengan meninggalkan suatu jaringan parut. Dengan berkontraksi secara ritmik dan terus menerus, otot jantung memompakan darah melalui sistem sirkulasi sehingga menungkinkan sel-sel mendapat suplai oksigen dan bahan makanan yang tetap dan menyingkirkan hasil sisa sel.

Otot polos
Disebut juga dengan totot volunter, terdapat dibagian viseral yang membentuk bagian kontraktil pada dinding saluran cerna dari pertengahan esohagus sampai ke anus, sistyem pernafasan, sistemperkemihan, dan alat reproduksi, arteri, vena dan pembuluh limfe, dermis, irirs dan korpus siliare pada mata.

Organisasi
Sel otot poos tersebar berkelompok ikecil-kecil berhubunagn erat dengan jaringan ikat. Sel-selnya terbungkus oleh jaringan fibroelastik halus, pengaturan berupa lembaran-lembaran dengan seratnya yang tersusun searah pada tiap lembaran. Pada lembaran itu, sel-sel otot tersusun dan membentuk inti yang berdampingan letaknya dengan bagian yang menipis dengan serat-serat disampingnya. Jaringan ikat fibrosa yang lebih padat dalam fibroblas pembuluh darah dan saraf mengelilingi satu berkas lembaran otot. Tarikan suatu serat otot yang berkontraksi mula-mula diteruskan ke anyaman retikular elastis yang mengelilinginya. Kemudian, jaringan ikat yang lebih kuat membrikan ketegangan yang tetap pada jaringan yang kurang, misalnya penyempitan suatu pembuluh darah.

Bentuk dan ukuran
Serat otot polos dalam keadaan relaksasi merupakan sel panjang, runcing di kedua ujungnya dan mempunyai bagian tengah yang lebar tempat letak inti sel. Bercak-bercak kecil hitam terlihat sepanjangg sarkolema dan dalam sarkolema organel sitoplasma tidak banyak dijumpai dan berkelompok dekat kutub inti. Pada sel-sel yang difiksasi (tidak berubah) pada saat kontraksi bentuk sel-selnya tidak teratur.
Dalam sarkolema sekitar inti, khususnya pada kutub, terdapat mitokondria sejumlah elemen dari retukulum granular dan robosom suatu aparat golgi kecil, glikogen, dan titik lipid. Sisa sarkolemanya mengandung miofilamen tebal dan tipis. Di daerah tepi dekat sarkolema terdapat elemen-elemen dari retikulum sarkolema dan banyak cave olae yang berfungsi sebagai retikulum sarkolema dalam pengaturan aliran kalsium, serat-serat retikular dan elastin mengisi celah-celah interseluler sempit. Pada tempat-tempat tertentu plasma sel-sel yang berdekatan membentuk nukleus yang memungkinkan penghantaran impuls listrik secara cepat dari satu sel ke sel lainnya.

Kontraksi
Satuan kontraktil otot polos adalah sel dan badan padat (dense bodies) dalam sarkolemadihubungkan oleh berkas-berkas filamen menengah yang memebentuk suatu rangka dalam sel mengandung alfa aktinin suatu protein sebagai elemen diantara filamen-filamen tipis dengan keadaan kontraksiyang tidak teratur. Kekuatran kontraksi dihasilkan oleh mekanisme filamen yang bergeser antara miofilamen tebal dan miofilamen tipis dan diteruskan oleh badan padat kerangka sel yang terdiri dari filamen-filamen untuk memendekan sel. Proses ini memerlukan ion kalsiumuntuk aktifitas dengan cave olae subsarkolema sebagai gudang kalsium.
Persarafan
Otot polos disarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis dari sistem saraf otonom yang semua serat-serat sarafnya bersifat postganglionik dan tidak bermielin. Berdasarkan persarafan dan fungsi dapat dibedakan dua macam otot polos multi unit yang mempunyai persarafan luas dengan hampir semua sel-sel otot yang mendapat saraf terminal (terdapat pada otot iris, arteri besar, dan duktus deferen organ) yang serat ototnya berkontraksi srentak dan relatif cepat. Jumlahnya jauh lebih sedikit menghasilkan kontraksi lambat yang terdapat pada pembuluh darah kecil.
Pertumbuhan, regenerasi, dan fungsi otot polos
Otot polos dibentuk melalui perkembangan sel-sel mesenkim dalam hubungannya dengan beberapa kelenjar, misalknya kelenjar keringat, kelenjar liur, dan kelenjar lakrimal. Sel-sel dengan banyak ciri khas otot polos berkembang dari ekstoderm disebut miopitel. Sel otot polos dapat bertambah ukurannya akibat rangsangan fisiologis (rahim selama kehamilan) dan rangsangan patologis (pada hipertensi).
Kontraksi otot polos diatur oleh sistem saraf otonom. Serat-serast otot polos mengatur ukuran dan motilitas lumen pada sistem kardiovaskuler yang mengatur distribusi darah dalam tubuh. Peristaltik secara ritmik lapisan otot saluran cerna memudahkan pengangkutan makanan dan pencernaan dan pada traktus reproduksi mendorong ke arah yang sama yang berguna untuk pembuahan.
Jaringan saraf
Pada neuron, ada dua sifat protoplasma yang berkembang, yaitu :
a. Ritabilitas, merupakan kapasitas untuk memberikan jawaban (respons)terhadap rangsangan fisik dan zat kimia dengan permulaan suatu impuls;
b. Kondutivitas, yaitu kemampuan untuk menghantarkan impuls tersebut.
Neuron mudah terangsang dan berreaksi terhadap rangsangan. Rangsangan /hambatan dari neuron berkontak dengan yang lain. Kontak khusus antara neuron-neuron tersebut dinamakan sinaps. Walaupun neuron yang berbeda jenisnya (perbedaan bentuk dan besarnya) masing-masing punya perikarion, badan srel utama yang mengandung inti sel, satu atau lebih cabang-cabang sel yang ramping ada dua jenis, yaitu :
a. Dendrit : bercabang, banyak bersama dengan perikarion yang membentuk daerah utama untuk menerima rangsangan terlihat sinaps-sinaps bdenganb sel saraf yang lain serta cabangnya; dan
b. Akson (neurit) : lebih ramping dari dendrit, hanya satu timul dari setiap soma (badan). Akson yang dapat bercabang disebut kolateral, menyebarkan rangsangan ke sel saraf lain atau jaringan (kelenjar dan otot).
Rangsangan diterima oleh dendrit dan badan sel, akson menghantarkan rangsangan ke sel-sel lain. Perikarion merupakan neuron yang terletak dekat susunan saraf pusat atau didalam cabang-cabangnya, mungkin seluruhnya terletak dekat dengan susunan saraf pusat atau di dalam susunan saraf pusat, mungkin memperluas atau treletak seluruhnya di luar susunan saraf pusat.

Lengkung refleks
Unit dasar susunan saraf adalah neuron, unit integratif adalah refleks. Setiap aktivitas saraf melibatkan sejumlah neuron dengan banyak penghubung yang potensial dengan sinaps-sinapsnya. Gerakan manusia melibatkan lengkung refleks yang paling sederhana, hanya melibatkan neuron, yaitu satu neuron aferen (sensorik) dan satu neuron eferen (motorik). Sebuah cabang dendrit perifer dari neuron aferen terletak di dalam tendo muskulus quadriseps melalui perikarion yang terletak di dalam ganglion radiks posterior dekat medula spinalis. Akson berjalan dari perikorion masuk ke dalam subtansi dari medula spinalis. Di sini terjadi sinaps dengan badan neuron eferen tempat akson masuk melalui saraf perifer untuk mempersarafi serabut otot dalam muskulus quadriseps. Hal ini merupakan mekanisme yang sederhana dan lengkung refleks lebih kompleks.
Bila sebuah impuls saraf mencaoai susunan saraf pusat (SSP), aktivitas tersebar secara luas di dalam susuna saraf pusat. Bagaimanapun, lengkung refleks yang sederhana dengan aktivitas saraf yang demikian melibatkan pemasukan arus ke dalamsusunan saraf pusat oleh neuron aferen. Modifikasi dan integrasi oleh neuron penghubung dengan mengeluarkan arus ke satu organ efektor oleh neuron eferen.
Neuron
Setiap neuron terdiri dari sebuah badan sel atau perikarion dan satu akson serta beberapa dendrit. Satu neuron drngan satu cabang keluar badan sel disebut unipolar. Neuron bipolar mempunyai suatu suatu akson dan satu dendrit biasanya terdapat pada kutub yang berlawanan dari badan sel yang berbentuk kumparan. Neuron dari ganglion kraniospinal yang berkembang adalah jenis.

Tidak ada komentar: